Image didapat dari blog Chyn di dalam cerpen SIWABESSY

Gw adalah mahasiswa sastra pada faktanya. Namun, gw ga terlalu mahir dalam nulis sastra. Prasangka awal gw terhadap sastra itu berbeda jauh pada sebenarnya. Yang ternyata sastra itu jauh lagi masuk ke dalam jiwa serta perasaan. ada juga beberapa orang yang bahkan tidak dalam bidang sastra, namun melahirkan suatu karya sastra yang bisa dibilang paling laris di indonesia. ini wajar saja, karena sebenarnya mempelajari sastra itu begitu simple. Kuncinya adalah "1000 kali baca = 1 kali menulis".


Pemahaman terhadap sastra adalah yang terpenting, karena pada akhirnya kita memahami perasaan, bahkan peristiwa. Dan jangan takut bila dianggap berlebihan. Karena berlebihan itu masuk salah satu ilmu sastranya loh. Contohnya dalam perumpamaan hyperbola. Yang paling gw suka dari sastra adalah bagaimana kita menuangkannya menjadi kata-kata. (intro pembahasannya kepanjangan).

Nah yang akan gw bahas disini adalah salah satu penulis karya sastra, walaupun belum muncul ke permukaan, dalam artian tidak terkenal(wkwk, bukan underestimate yah). Tapi bagi gw ini tulisan mempunyai makna dan tatanan yang pas. dan rasanya enak(diibaratkan makanan). 

Pertama kali gw mehat tulisannya ini dari group sastra yang ada di salah satu social media. Pada akhirnya gw makin penasaran, kemudian gw ikutin sosial medianya. Dan waw, gw menemukan beberapa patah kata yang lumayan enak buat dibaca juga dirasakan. Berikut adalah karyanya yang gw favoritkan :


Ekspetasi 
Perihal jarak tak masalah
Aku hanya butuh matamu dan segenggam peluk
Hampir putus asa lisan ini merengkuh
Tak jua tergapai
Sekali tatap meluluhkan
Aku butuh yang lebih
Kususuri setiap sudut kota
Terserak rinduku berceceran
Kupunguti satu-satu
Sampai kelak kutemui garis bibirmu malam ini
Senyummu atau Matamu?  
Ada sekelumit alasan mengapa aku tak lagi menulis tentangmu. Memang klise. Tapi kuharap, ini bisa menjelaskan. 
Kau perlu tahu. Bukannya aku lelah, atau ingin berhenti. Tapi nyatanya, aku lebih senang menyimpan segala tentangmu di sudut mataku.
Tak ada lagi perdebatan soal apa yang paling membuatku jatuh cinta. Senyummu atau matamu? Aku juga tak perlu susah-susah menanggalkan logika tentang bertemu atau berlalu.
Kesekian kalinya, aku lebih memilih memelukmu di dalam labirinku, di mana hanya aku yang tahu kemana ingatan-ingatan tentangmu akan berujung.


RUNTUH
dibibirmu aku bersimpuh
meniti asa dengan peluh
kutenggelamkan segala peluh
dari ubun-ubun hingga pembuluh
di matamu aku keluh
pada janji-janji kisruh
meraba jarak kiah jauh
pun isi kepala semakin gaduh
ditanganmu aku luruh
meronta dengan rusuh
detik berikutnya aku rapuh
padahal langitku riuh


(tanpa judul) 
Mungkin bar di sudut matraman tak lagi seriuh dulu
ketika masih ada kata yang kau sebut kita
yang sedang dimakan gamang
pun tek peduli pada dentang pukul tiga
aku ingin menyelami pikiranmu yang rancu
ke kanan ke kiri
tak pernah konstan
tak ada benang merah
sama saja melawan arus katamu
sayangnya bagiku harus ada harga yang harus dibayar
meski harus mengintrupsi logika
mungkin bar di sudut matraman rindu kepulanganmu
pun aku...


Tipe penulisannya agak sama dengan cara penulisan gw, mungkin itu juga yang membuat gw suka dengan kata-kata yang tercipta dari pemilik nama pena -Chyn ini. Pemilihan diksi katanya pun mirip-mirip dengan punya gw(ini bukannya nyamaa-nyamain yah). Cuman, dia ini lebih banyak lagi kosa katanya.

Setelah gw kunjungi blognya, ternyata dia juga menulis beberapa cerita pendek. Menurut gw itu lumayan, Menceritakan tentang lingkungan sekitar yang masih dekat dengan kehidupan nyata. Kalau kalian mau baca karya-karyanya silahkan kunjungi hellochyn.blogspot.com . Coba baca dulu aja, siapa tahu suka. 

Itu dia seputar rivew sedikit dari karya Hellochyn. Semoga yang membaca ini terinspirasi, dan juga lebih memahami apa itu sastra. Salam.


(Isnonuggraha)

***